Sistem Poin dan Penilaian di Turnamen MMA Profesional

Sistem poin dan penilaian dalam dunia MMA profesional mungkin terdengar rumit, seperti membaca buku peraturan sepak bola setebal kamus. Tapi tenang, kita akan mengupasnya dengan cara yang santai dan mudah dicerna, tanpa perlu pusing tujuh keliling! Bayangkan kita sedang menonton pertandingan tinju, tapi lebih seru, lebih dinamis, dan lebih… lengkap! Itulah MMA. Jadi, bagaimana para juri menentukan pemenangnya? Simak selengkapnya!

Ronde demi Ronde, Poin demi Poin

Dalam sebuah pertandingan MMA profesional, biasanya terdiri dari beberapa ronde. Durasi setiap ronde bervariasi tergantung pada aturan organisasi (misalnya, UFC, ONE Championship). Selama setiap ronde, para petarung akan saling beradu teknik, mulai dari pukulan, tendangan, kuncian, hingga bantingan. Nah, setiap aksi yang dilakukan akan dinilai oleh juri yang bertugas.

Juri-juri ini bukanlah orang sembarangan. Mereka biasanya mantan petarung, pelatih berpengalaman, atau pakar MMA yang memahami seluk-beluk permainan ini. Tugas mereka berat, lho! Mereka harus memperhatikan setiap detail pertandingan, dan menilai siapa yang lebih dominan di setiap ronde.

Kriteria Penilaian yang Utama

Para juri tidak asal menilai, ya. Mereka menggunakan beberapa kriteria utama untuk memberikan poin, yaitu:

  • Ground and Pound (GNP): Ini adalah poin yang diberikan untuk serangan efektif yang dilakukan saat lawan terjatuh. Bayangkan seperti hujan pukulan dan siku yang mendarat tepat sasaran saat lawan sudah terkapar di tanah. Semakin efektif dan akurat, semakin banyak poin yang didapatkan.
  • Significant Strikes (Serangan Berarti): Ini mencakup pukulan, tendangan, siku, dan lutut yang mendarat dengan baik dan memiliki dampak signifikan terhadap lawan. Bukan sekadar menebar pukulan sembarangan, ya, tetapi serangan yang benar-benar mengenai sasaran dan membuat lawan terhuyung atau terluka.
  • Takedowns (Bantingan): Mampu membanting lawan ke tanah dan mengendalikan posisi di atasnya juga merupakan poin plus. Semakin sukses melakukan takedown dan menjaga posisi dominan, semakin besar poin yang diperoleh.
  • Submission (Menyerah): Ini adalah cara paling instan untuk memenangkan pertandingan! Jika seorang petarung berhasil memaksa lawan untuk menyerah dengan kuncian atau cekikan, pertandingan langsung berakhir, dan dia dinyatakan sebagai pemenang.
  • Control (Pengendalian): Seberapa baik petarung mengendalikan jalannya pertarungan juga diperhatikan. Apakah dia selalu menyerang dan menekan lawan, atau hanya bertahan dan menghindari serangan?

Sistem Poin 10-Point Must System

Biasanya, sistem penilaian yang digunakan adalah sistem 10-point must system. Setelah setiap ronde berakhir, masing-masing juri akan memberikan skor 10, 9, atau 8 poin kepada setiap petarung. Petarung yang dinilai lebih dominan di ronde tersebut akan mendapatkan 10 poin, sementara lawannya mendapatkan poin lebih rendah, tergantung seberapa besar perbedaan dominasinya.

Misalnya, jika seorang petarung mendominasi ronde dengan serangan efektif dan kontrol yang baik, dia akan mendapatkan 10 poin, sedangkan lawannya mungkin hanya mendapatkan 9 atau bahkan 8 poin. Jika ronde berjalan seimbang, keduanya bisa mendapatkan 10 poin.

Bagaimana jika Ronde Berakhir Imbang?

Jika menurut juri ronde berjalan seimbang, maka keduanya akan mendapat 10 poin. Namun, kondisi imbang ini jarang terjadi, karena juri akan tetap menilai petarung mana yang lebih dominan, meskipun sedikit.

Menghitung Poin Akhir

Setelah semua ronde selesai, skor dari ketiga juri akan dijumlahkan. Petarung yang memiliki total skor tertinggi di akhir pertandingan akan dinyatakan sebagai pemenang. Jika skornya seri, maka pertandingan dapat dinyatakan sebagai draw (seri), atau mungkin akan dilanjutkan ke ronde tambahan (sudden death).

Faktor-faktor Lain yang Diperhatikan

Selain kriteria di atas, juri juga akan mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti:

  • Cleanliness of Striking (Kebersihan Serangan): Serangan yang akurat dan efektif tanpa melanggar aturan, seperti pukulan di bawah ikat pinggang atau serangan ke bagian belakang kepala.
  • Ring Generalship (Kepemimpinan di Oktagon): Seberapa baik petarung mengendalikan ritme dan tempo pertandingan.
  • Octagon Control (Kontrol Oktagon): Seberapa baik petarung menguasai area pertandingan dan menentukan jarak aman.

Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Pukulan dan Tendangan

Jadi, penilaian dalam MMA bukanlah sekadar menghitung berapa banyak pukulan atau tendangan yang mendarat. Ini tentang melihat keseluruhan pertarungan, menilai dominasi, efektifitas serangan, dan kontrol atas jalannya pertandingan. Itulah mengapa menjadi juri MMA bukanlah pekerjaan mudah! Semoga penjelasan ini membuat Anda lebih memahami sistem poin dan penilaian di dunia MMA yang seru dan menegangkan ini.

More From Author

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *